Jurnalistik (journalistic) berasal dari kata du jour atau journal (Perancis) yang artinya hari atau catatan harian. Jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebaran informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa.
Informasi adalah keterangan, pesan, gagasan, atau pemberitahuan tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam definisi jurnalistik yang dimaksud dengan informasi adalah news (berita), views (pandangan atau opini), dan karangan khas yang disebut feature (berisikan fakta dan opini).
Penulisan informasi adalah aktivitas penulisan atau penyusunan berita, opini, dan feature untuk dipublikasikan atau dimuat di media massa. Pelakunya adalah wartawan (journalist) dan penulis (writer).
Bahasa jurnalistik bersifat komunikatif dan spesifik. Karakteristik bahasa jurnalistik pada umumnya antara lain:
1. Jelas; bahasa yang digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda, serta tidak menggunakan bahasa kiasan.
2. Sederhana; menggunakan bahasa awam dan menghindari penggunaan kata dan istilah asing yang terlalu teknis dan ilmiah. Jika harus digunakan, maka harus dijelaskan pengertiannya.
3. Hemat kata
Daripada menjadi dari ; kemudian – lalu; sekarang – kini; kurang lebih – sekitar; terkejut – kaget; barangkali – mungkin; semakin – kian;
4. Menghindarkan penggunaan kata mubazir (kata yang bisa dihilangkan) dan kata jenuh (ungkapan klise).
Syukuran milangkala LSS telah diselenggarakan hari Sabtu (23/04) Syukuran milangkala LSS diselenggarakan hari Sabtu (23/04)
5. Singkat.
Syukuran milangkala LSS ITB yang diselenggarakan pada hari Sabtu (23/04) kemarin bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi antara keluarga besar LSS, para alumni, dan orang tua anggota LSS.
Lebih baik:
Syukuran milangkala LSS diselengaraan pada hari Sabtu (23/04). Syukuran tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahmi keluarga besar LSS, alumni, dan orang tua anggota LSS.
6. Dinamis dan tidak monoton terutama dalam menyebutkan nama tokoh atau tempat secara berulang.
Aji menyebutkan bahwa acara syukuran milangkala LSS merupakan ajang memperkuat tali silaturahmi antar komponen di LSS.Disisi lain, pria kelahiran 20 tahun silam ini merasa puas dengan kinerja panitia yang dinilainya cukup kompak.
7. Membatasi diri dalam singkatan atau akronim, kalau perlu dipakai maka pada awal tulisan harus dijelaskan kepanjangannya.
Unit mengbal Patriot Pancasila (Umeng Papa) jum’at kemarin (28/04) melakukan latihan bersama di lapangan futsal Sabuga. Menurut manajer Umeng Papa, Heri, latihan dilakukan secara intensif dalam rangka persiapan pra olimpiade tuna netra cacat asmara awal juni mendatang.
8. Penulisan kalimat lead dan isi tetap menaati kaidah bahasa.
9. Menulis dengan teratur serta lengkap.
10. Satu gagasan satu kalimat dan semaksimal mungkin menghindari penulisan anak kalimat yang mengandung banyak kata atau kalimat.
11. Mendisiplinkan pikiran. Jangan mencampurkan bentuk kalimat pasif dengan kalimat aktif. Sebaiknya menggunakan kalimat aktif untuk memunculkan kesan hidup dan kuat.
Tim sepak bola Umeng Papa diberangkatkan Selasa pagi (26/04), menuju Kutub Utara oleh gubernur jawa selatan, Abuy Codet. Abuy memastikan bahwa tim unggulan jawa selatan akan masuk babak perempat final.
Lebih baik:
Gubernur jawa selatan, Abuy Codet, memberangkatkan tim sepakbola Umeng Papa hari Selasa pagi (26/04) menuju Kutub Utara. Abuy memastikan bahwa tim unggulan Jawa Selatan tersebut akan masuk babak perempat final.
A. Berita
Tidak ada definisi baku yang menjelaskan tentang definisi berita. Menurut Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.
Dari definisi tersebut ada empat unsur yang haus dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak menjadi berita. Unsur tersebut adalah: aktual, faktual, penting, fan menarik.
1. Aktual, artinya terkini, terbaru, terhangat (up to date), baru saja atau bahkan sedang terjadi. Pengertian terbaru bisa merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa lama.
2. Faktual, artinya kejadiannya benar-benar merupakan suatu kenyataan (fact) bukan fiksi (rekaan, hayalan, dan karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real even), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
3. Penting, ada dua hal suatu berita dinilai penting. Pertama: tokoh yang terlibat dalam pemberitaan adalh tokoh penting; Kedua, materi berita menyangkut kepentingan orang banyak dan mempengaruhi masyarakat.
4. Menarik, artinya menimbulkan rasa ingin tahu dan ketertarikan untuk menyimak isi berita. Peristiwa yang menarik biasanya bersifat menghibur, mengandung keganjilan, memiliki unsur kedekatan, mengandung human interest, mengandung unsur seks, kriminalitas, konflik.
Nilai kelayakan suatu peristiwa menjadi sebuah berita tidak berlaku secara universal. Suatu peristiwa dipandang bernilai berita oleh suatu media namun tidak bernilai berita oleh media lain.
Ada beberapa jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik, yaitu:
1. Berita langsung (straight news) yaitu jenis berita yang ditulis singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Penulisannya menggunakan gaya pemaparan, yakni memaparkan peristiwa apa adanya tanpa disertai penjelasan apalagi interpretasi. Struktur penulisannya mengacu pada struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu diawali dengan mengemukakan hal-hal paling penting, diikuti bagian yang dainggap agak penting, tidak penting, dan seterusnya. Bagian penting dituangkan pada alinea pertama (lead), setelah judul berita (headlines) dan baris tanggal (dateline).
2. Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang. Biasanya pendapat para cendekiawan, tokoh masyarakat, ahli, atau pejabat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Penulisannya dimulai dengan Teras Pernyatan (Statement Lead) atau Teras kutipan (Quotion Lead) yakni mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau paling menarik. Sebagai penanda bahwa itu berita opini , biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataanya yang paling menarik.
3. Berita Interpretatif (Interpretative News) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau narasumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya, sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi.
4. Berita Mendalam (Depth News) yaitu berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Pendalaman dilakukan denga mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.
5. Berita Penjelasan (Explanatory News) yaitu berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap penuh data. Fakta dijelaska secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung atau berseri.
6. Berita Penyelidikan (Investigative news) yaitu berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian aau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut juga berita penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak
Teknik Mencari Berita
Berita diperoleh dengan berbagai cara, seperti wawancara, mendatangi tempat yang memungkinkan munculnya peristiwa (beat system), menindaklanjuti berita sebelumnya (follow up system).
Kegiatan mencari berita (news getting, news hunting) pada prinsipnya bisa dikerjakan setiap saat, bergantung pada: Mood, peristiwa yang terjadi, dan ada tidaknya penugasan dari redaksi.
Tips Mencari Berita (Pedoman untuk Wartawan, 1992)
1. Miliki rasa ingin tahu.
2. Tinggalkan kantor atau tempat tinggal.
3. Bicaralah dengan berbagai macam orang.
4. Baca koran.
5. Jangan segan-segan meniru ide-ide dari surat kabar yang lain.
6. Baca pernyataa-pernyataan resmi, karena bisa jadi merupakan bibit berita.
7. Perhatikan televisi dan dengarkan radio.
8. Catat jadwal kedepan yang memuat agenda peristiwa yang bisa menjadi berita.
9. Kunjungilah pasar dan pameran serta even-even yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.
10. Mengobrollah dengan sesama reporter baik dalam satu media atau antar media.
11. Sekali-kali berkeliling kota untuk berbaur dengan masyarakat.
12. Sekali-kali pergilah menyendiri dan berpikir untuk memunculkan ide pencarian atau pembuatan berita.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup sumber berita meliputi hal-berikut ini:
1. Objek liputan, mencakup:
a. Peristiwa Terencana (seminar, Perayaan keagamaan, Ulang tahun, dll.)
b. Peristiwa Tidak Terencana (Kecelakaan, bencana alam,dll.)
c. Wawancara Ekslusif.
2. Sudut Pandang (Angle)
a. Pernyataan paling menarik dari pembicara atau peserta (topik).
b. Suasana acara.
c. Tema yang diangkat dalam sebuah acara.
Teknik Penulisan Berita
Sebuah berita harus mencakup fakta dan data sebuah peristiwa yang mengandung enam unsur yang menjadi rumus umum penulisan berita, yakni 5W+1H.
Dari segi isi beita umumnya penulisan berita mengacu pada struktur penulisan berita piramida terbalik. Bagian paling penting dituangkan pada lead.
Komposisi Tulisan
Susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:
1. Headline, kepala berita atau judul berita.
2. Dateline, yaitu waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
3. Lead atau teras berita.
4. News Body, yakni tubuh atau isi berita.
Kadang-kadang dimasukan satu bagian lagi, ditempatkan dibawah judul, yakni eye catcher atau eye catching (penarik minat mata pembaca untuk membaca). Biasanya berupa kutipan dari isi berita atau kutipan isi pembicaraan nara sumber yang paling menarik.
Menentukan Sudut Pandang (angle of the view)
Penentuan sudut pandang suatu peristiwa memudahkan dalam pembuatan teras dan judul berita. Sudut pandang yang dimaksud adalah menentukan fakta mana yang paling penting dan paling menarik. Fakta itulah yang kemudian dikemukakan terlebih dahulu.
Menulis Judul Berita (headline)
Judul mencerminkan isi berita, lebih khusus lagi memadatkan teras berita. Gaya penulisannya kadang tidak mengikuti kaidah bahasa, misalnya dengan menggunakan kata dasar tanpa imbuhan dalam pemadatan isi berita.
Contoh:
“Pria Anantadi copot Aji dari jabatan ketua panitia dies”
(Kaidah bahasa: “Pria Anantadi mencopot Aji dari jabatan ketua panitia dies”)
Menulis Teras Berita (Lead)
Teras berita adalah bagian berita yang terletak di alinea atau paragraf pertama, setelah head dan dateline sebelum badan atau isi berita.
Biasanya berisi fakta paling penting dengan mengedepankan unsur 5W+1H (what, who, when, where, why, dan how).
Menulis Tubuh berita (News Body)
Tubuh berita berisi penjelasan atau uraian rinci unsur 5W+1H, baik yang sudah dikemukakan dalam teras maupun yang belum diungkapkan. Penulisan tubuh berita relatif tidak sesulit menulis lead. Penulisan Tubuh berita hanya melanjutkan apa yang sudah tertuang dalam teras yang mencerminkan pokok-pokok terpenting isi berita.
B. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data, dan fakta. Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau orang yang diwawancarai (interviewee).
Pelaksanaan wawancara bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Secara langsung bertatap muka dengan orang yang diwawancarai.
2. Secara tidak langsung, seperti melalui telefon, email, atau surat (wawancara tertulis).
Tahapan wawancara meliputi, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan wawancara.
Tahap persiapan wawancara
1. Menentukan topik
2. Menguasai masalah
3. Rumuskan pertanyaan
3. Jalin hubungan
Pelaksanaan wawancara
1. Datang tepat waktu yang telah disepakati.
2. Memperhatikan penampilan.
3. Datang dengan persiapan dan pengetahuan masalah.
4. Mengemukakan maksud kedatangan.
5. Memulai dengan yang umum.
6. Jangan menggurui, tidak bersifat interogatif atau memojokkan.
7. Menjadi pendengar yang baik.
8. Menyiapkan catatan.
Selain hal tersebut diatas, akan lebih baik pewawancara mengenal biografi interviewee, jabatan, watak, hobi, dan lain-lain yang menyangkut diri narasumbernya.
(Modul ini merupakan ringkasan yang dikutip dari "Jurnalistik Terapan", 2003, A. S. M. Romli, BATIC Press)
Teknik Wawancara
Disampaikan sebagai bahan kuliah Dasar-dasar Jurnalistik, mahasiswa semester IV & VIII Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Luqman Al Hakim (STAIL) Jurusan Tarbiyah dan Dakwah
Pertama-tama tanyakan pada diri Anda, apa kegunaan dari wawancara karena akan menentukan bentuk pertanyaan?
Apakah Anda mencari informasi yang luas, pribadi dan profesional dari narasumber?
Apakah Anda mencari informasi mengenai topik tertentu dari narasumber?
Apakah Anda mencari reaksi atas sebuah berita yang sedang hangat?
Apakah Anda bermaksud membongkar lebih banyak fakta tentang sebuah berita kontroversial yang melibatkan narasumber?
Gaya wawancara
Luas, pribadi, santai, tidak konfrontatif
Mencari informasi yang sangat spesifik, siapa, apa, mengapa, kapan, di mana, atau memilih sudut pandang yang spesifik.
Wawancara ‘menodong’ (the doorstop interview) – sedikit pertanyaan dan informasi yang didapat – hati-hati dengan pertanyaan yang Anda inginkan untuk narasumber. Jangan risaukan hal-hal mendasar seperti siapa, apa, mengapa, kapan, di mana bila Anda sudah tahu jawabannya.
Wawancara rumit dan sulit, sering digambarkan sebagai wawancara yang bersifat merugikan. Tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh jurnalis yang tidak berpengalaman, membutuhkan pengetahuan detil mengenai topik yang dibahas. Bisa juga disusun sebagai wawancara yang tidak terlalu agresif, namun tetap menjaga agar narasumber tidak mempermainkan jawabannya.
Tips wawancara secara umum
Persiapan untuk wawancara dilakukan secara maksimal.
JANGAN terlalu terpaku pada kerangka wawancara hingga Anda tidak mendengar dan bereaksi pada perkataan narasumber – DENGARKAN!
Jangan takut menanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh. Jangan takut akan keheningan. Tunggu narasumber merespon.
Lawan sebisa mungkin dorongan untuk mencatat di depan kamera atau alat perekam. Jangan membuat jemu narasumber sebelum Anda mulai. Obrolkan mengenai cuaca, atau apa saja di luar topik wawancara, hingga kamera/alat perekam mulai merekam
Coba susun pertanyaan-pertanyaan mengenai subyek yang sulit dan kontroversial sedemikian rupa sehingga narasumber harus memberikan jawaban ya atau tidak.
Kemudian bila narasumber terpaksa menjawab ya/tidak untuk semua pertanyaan Anda, kembali gunakan pertanyaan bagaimana, apa, mengapa, kapan, di mana
Bumi Madina Asri, Rabu 14 Maret 2007
Har
Artikel ini sumbangan Asep Saifullah dari Pena Indonesia